Friday, July 3, 2015

Kontroversi Wisata Renang Berbalut Konservasi Hiu

konservasi hiu dan berenang bersama
Ilustrasi
Menikmati renang bersama hewan buas seperti ikan hiu saat cukup digemari oleh para wisatawan. Cukup banyak wisatawan yang berkunjung untuk menikmati bagaimana rasanya berenang dalam kolam yang berisikan ikan-ikan hiu yang merupakan hewan buas. Namun, aktivitas wisata tersebut menjadi perhatian serius lembaga-lembaga pelestari hewan dan lingkungan.


Seperti yang dikutip dari Kompas, pendiri ProFauna, Rosek Nursahid mengatakan, “Ini adalah eksploitasi yang mengatasnamakan konservasi. Hiu bisa stres dan ada bahaya lain bagi pengunjung”.

Menurut Rosek, kemungkinan timbulnya bahaya bagi para pengunjung cukup besar. Sebab, pada dasarnya hiu merupakan binatang liar juga sebagai predator, maka risiko hiu untuk menyerang manusia kemungkinan besar bisa terjadi.

“Dalam situasi tertentu seperti stress atau lapar, semua binatang liar atau predator akan punya insting untuk memangsa,” tambah Rosek.

Selaras dengan pernyataan Rosek, pemerhati konservasi alam dan mantan pembawa acara perjalanan Riyanni Djangkaru pun menganggap kegiatan wisata dengan berenang bersama ikan hiu tidak masuk akal. Alasan penangkaran yang berarti pengembangbiakan, menurut Riyanni, tidak cocok disandingkan dengan kegiatan wisata tersebut.

“Kalau dibilang penangkaran hiu, berarti tujuannya konservasi berarti kita lihat itu pengembangbiakannya, tapi itu orang bayar justru buat berenang,” tambah Riyanni.

Upaya komersialisasi berbalut konservasi hiu tersebut bagi Riyanni sangat tidak bersahabat dengan lingkungan, khususnya bagi kelestarian hiu. Riyanni menyebutkan kemungkinan hiu mati akan lebih tinggi karena banyak hiu yang stres akibat harus berenang di kolam kecil.

“Supaya menarik perhatian orang pasti jumlahnya ditambah, jadi jumlah di alam semakin berkurang,” jelas Riyanni.

Pentingnya Konservasi Hiu

Direktur Komunikasi dan Advokasi WWF Indonesia, Nyoman Iswarayoga mengatakan upaya konservasi hiu harus tetap menjaga keaslian habitat hewan tersebut. Dia pun tidak menampik adanya wisata berenang bersama hiu maupun hewan liar lainnya.

“Fungsi konservasi untuk riset dan edukasi masyarakat memang ada dan diperbolehkan, namun harus dijamin bahwa satwa yang ada di sana memang diperlakukan dengan baik,” jelas Nyoman.

Meski begitu, beberapa elemen penting tetap harus diperhatikan para pengelola konservasi hiu, seperti aspek perizinan dan perawatan selama penangkaran. Perawatan begitu penting menurut Nyoman sebab hewan-hewan tersbeut pada dasarnya merupakan hewan liar sehingga kawasan konservasinya harus dibuat menyerupai habitat aslinya.

No comments:

Post a Comment